Kehidupan masa remaja
adalah kehidupan yang tidak jauh dari masalah percintaan. Masalah yang bisa
dibilang rumit dan membuat banyak orang galau. Terutama saat-saat dimana harus
merasa kehilangan seseorang yang pernah berarti, kegalauan itu pasti datang.
Keyla, cewe manis yang baru saja mengalami hal buruk itu, diputusin pacarnya.
Bukan hanya diputusin, tapi dia diselingkuhin. Itu membuatnya galau setiap
hari.
Hari ini adalah hari pertamanya
memasuki semester 3 di kampusnya.
"Keylaaaaa! Sumpah, kangen
banget gue sama lo!" Teriak Rasya, sahabat Keyla dari awal masuk kuliah.
"Rasyaaaa! Gue juga ih kangen
banget sama lo! Jahat banget lo liburan ga main ke Jakarta. Bandung terus"
"Haha makanya lo dong yang main
ke Bandung. Ga bosen di Jakarta? Suram cuuu"
"Ih tengil banget ini anak
Bandung. Eh lo sendirian aja nih Sya? Tumben lo ga bbm gue"
"Pending tau! Gue juga lagi
nunggu temen gue nih. Mau balikin kamera. Kemaren gue pinjem, tapi lupa balikin
haha"
"Siapa Sya? Cowo ya? Ah modus
itu. Bilang aja mau ngedeketin"
"Rasya" teriak seorang cowo
dari ujung lorong kampusnya.
"Eh Rendra, nih kamera lo"
Ternyata Rendra, teman SMP Rasya di
Bandung. Cowo yang berbadan besar dan kekar ini termasuk cowo baik yang mudah
bergaul.
"Oke, makasih, Sya. Gue masuk
kelas dulu ya" Rendra langsung pergi meninggalkan Rasya dan Keyla.
"Dia Rendra, Key. Temen SMP gue
waktu di Bandung. Bukan gebetan gue." Rasya menjelaskan kepada Keyla
sambil berjalan ke ruang kelas mereka. Di perjalanan menuju kelas, mereka tidak
berhenti bercerita, sampai beberapa kali mereka tertawa sangat lepas tanpa
mempedulikan orang di sekitarnya.
Jam kuliah sudah
berakhir. Seperti biasa, sebelum pulang ke rumah, Keyla singgah sebentar di
kosan Rasya sambil menunggu jalanan tidak macet lagi. Yah, namanya juga
Jakarta. Setelah kira-kira habis Maghrib, Keyla siap-siap untuk pulang ke
rumahnya. Saat Keyla mau membuka pintu, dia berpapasan dengan Rendra. Tapi kejadian
itu hanya seperti angin lalu. Keyla melanjutkan jalannya ke tempat dia menunggu
angkutan umum untuk ke rumahnya.
"Rasya, itu temen lo yang tadi
siang kan ya?" Tanya Rendra
"Keyla? Iya, Ndra. Kenapa?"
"Kok gue baru liat ya? Lo punya
temen lucu ga ngenalin sih"
"Yeee lo aja tuh yang dulu sibuk
nyari cewe, lupa sama gue. Lagian dulu tuh dia masih punya cowo. Nah beruntung
lo ketemu dia pas dia lagi jomblo."
"Baru putus? Wah kesempatan emas
ini buat deketin cewe lagi galau."
"Serius lo mau deketin? Jangan
macem-macem lo ya sama sobat gue. Awas lo bikin dia tambah galau."
"Tenang, Sya. Kaya baru kenal
aja lo sama gue. Sini bagi nomer atau pinnya"
"Usaha bos, cari sendiri. Badan
doang gede, usaha ga ada"
"Bantuin aja dulu, usaha mah
nanti klo udah dapet nomernya"
"Cari sendiri laaah. Udah ah
balik lo, mau tidur gue. Cape nih abis belajar seharian" Kata Rasya sambil
mendorong Rendra ke arah pintu. Rendra pun kembali ke kosannya dan Rasya
langsung tidur.
Keesokan harinya di kantin kampus,
"Keyla, Keyla!" Sapa Rendra
sambil melambai-lambaikan tangannya memberi tanda.
"Eh, Rendra kan ya? Ada
apa?" Jawab Keyla dengan nada sopan.
"Liat Rasya ga? Ada perlu nih.
Tadi gue hubungin, nomernya ga aktif. Error mungkin."
"Tadi ada kok, dia lagi ke
sekdos dulu mau ngasih tugas susulan. Tadi dia telat masuk soalnya."
"Oh gitu. Nanti klo dia udah
dateng, tolong kabarin gue ya, Key?"
"Oke, nanti gue bilang Rasya deh
dicariin sama Rendra."
"Gue minta pin lo deh, biar
nanti lo kabarin gue aja"
"Oh, yaudah." Keyla
memberikan pinnya ke Rendra. Itu berarti Rendra berhasil mendapatkan pin Keyla.
Rendra memang cukup berpengalaman dalam hal ini. Rendra pun segera pergi
sebelum Rasya datang. Tak lama kemudian Rasya datang.
"Sya, dicariin tadi sama Rendra,
katanya klo lo udah dateng, gue disuruh bbm dia" kata Keyla dengan
polosnya.
"Hah? Ð’bm? Ah modus itu. Kena
aja lo dimodusin sama Rendra. Jelas-jelas tadi pagi gue berangkat nebeng motor
dia hahaha" Rasya melanjutkan ceritanya sambil tertawa. Dia menceritakan
tentang percakapannya dengan Rendra semalam. Keyla cuma angguk-angguk seperti
anak kecil yang sedang mendengarkan dongeng.
"PING!!! " Handphone Keyla
bergetar, tanda ada seseorang yang mengirimkan pesan. Ternyata Rendra.
"Malam Keyla"
"Malam Rendra :) Ada apa? Gue
lagi ga sama Rasya hehe"
"Gue ga nyariin Rasya, Key. Gue
mau ngobrol sama lo. Boleh?"
"Oh iya iya hehe ngobrol apa,
Ndra?"
Semalaman itu mereka ngobrol melalui
dunia maya. Sampai akhirnya Keyla ketiduran.
Saat bangun tidur, Keyla sedikit
kaget dengan ulah Rendra yang mengirim pesan "Selamat pagi, cantik :)
bagaimana tidurnya semalam?"
"Pagi :)" balas Keyla
singkat.
Keyla menghembuskan nafas panjang,
mempersiapkan diri untuk menghadapi harinya. Dia bergegas untuk mandi, sarapan,
lalu siap berangkat ke kampusnya.
"Keyla berangkat ya, Bun"
kata Keyla sambil mencium pipi bundanya.
"Hati-hati ya, Key." Jawab
bunda.
Seperti biasa, Keyla berjalan menuju
pangkalan bis yang ke arah kampusnya.
Sesampainya di kampus, Keyla langsung
mencari Rasya dan menceritakan tentang Rendra.
"Terus lo gimana Key?"
Tanya Rasya
"Gimana apanya, Sya? Ah lo tau
kan gue masih trauma sama cowo. Takut disakitin lagi, Sya"
"Mau sampe kapan? Yakin ga mau
nyoba buka hati buat Rendra? Move on lah, Key. Cukup lo galau-galau gitu. Ga
kangen apa diperhatiin sama cowo?" Rasya mencoba menasihati Keyla sampai
akhirnya Keyla mau membuka hatinya untuk Rendra.
Sudah hampir 3 minggu
mereka melakukan pendekatan dan hari ini Rendra menyatakan perasaan untuk
menjadikan Keyla sebagai pacarnya. Dengan segala persiapan yang cukup istimewa,
Rendra memperlakukan Keyla seperti putri raja. Membawa 3 tangkai bunga mawar
dan sekotak cupcakes yang berisi 4 buah cakes ber tuliskan "I"
"Love" "You" "Keyla". Keyla merasa sangat
terkejut dan langsung luluh akan romantisnya Rendra malam itu. Tanpa pikir
panjang, Keyla pun menerima Rendra, lalu mereka resmi berpacaran.
Satu tahun setengah
mereka menjalani asam manisnya hubungan cinta mereka. Begitu banyak masalah
yang mereka hadapi. Masalah utamanya adalah jalan pikir mereka yang selalu
bertentangan. Hal itu membuat Keyla dan Rendra sering berdebat, bahkan sesekali
bertengkar hebat. Tapi, banyak teman-temannya di kampus yang merasa iri dengan
hubungan mereka. Orang lain mengira Keyla dan Rendra selalu bahagia, jarang ada
masalah, dan kehidupannya penuh dengan canda tawa. Sedikit ironis sebenarnya.
Saat menuju usia hubungan
satu tahun delapan bulan, hubungan mereka semakin bertambah kacau. Ditambah
lagi dengan satu masalah baru. Masalah yang benar-benar membuat Keyla berubah
180 derajat.
Saat itu Keyla tidak
sengaja membaca sms dari ayah Rendra mengenai perjodohan Rendra dengan salah
satu anak dari rekan kerja ayahnya. Keyla sangat tertampar mengetahui berita
itu. Keyla tidak tahu harus marah, nangis, atau langsung minta putus. Yang
pasti itu membuat Keyla kacau dan merubah sifat Keyla.
Hari ini, mereka
merayakan hari jadinya yang ke satu tahun delapan bulan. Dihari itu juga Keyla
memberanikan diri untuk bertanya tentang sms ayahnya Rendra.
"Ndra, kamu sayang sama aku?
Kamu bahagia pacaran sama aku?" Tanya Keyla yang membuat Rendra sedikit
kaget.
"Nanya apa sih kamu. Jelas lah
aku sayang sama kamu. Kita sering berantem, tapi aku ga pernah menyesal pacaran
sama kamu. Aku selalu bahagia bisa miliki kamu"
"Ayah kamu tau tentang aku? Ayah
kamu tau kamu udah punya pacar?"
"Kenapa Key? Kok tiba-tiba kamu
nanya gitu?"
"Aku kecewa sama kamu, Ndra.
Kamu bisa ya sembunyiin hal yang penting itu dari aku. Itu bukan tentang kamu,
Ndra. Itu tentang kita!" Keyla berusaha menahan air matanya.
"Hal apa, Key?" Jawab
Rendra dengan wajah panik.
"Kenapa kamu ga pernah bilang
klo kamu udah dijodohin? Ternyata ini ya alasan kamu ga pernah bawa aku ke
rumah kamu."
"Key, aku sayang kamu. Aku ga
mau cerita masalah itu ke kamu karena aku takut kehilangan kamu. Aku mau
pertahanin kamu."
"Ndra, kamu pikir aku ga takut?
Aku juga takut, Ndra! Dan sekarang aku lebih takut untuk menjalani semuanya
bareng kamu, tapi nanti kamu harus menikah dengan wanita pilihan ayah kamu. Aku
ga mau, Ndra. Aku ga mau" Kata Keyla sambil menangis.
"Tenang, sayang. Aku tau kok apa
yang harus aku lakukan. Aku bakal pertahanin kamu. Percaya sama aku."
Rendra menjelaskan dengan sabar sambil memeluk Keyla yang sedang menangis.
Tangisan Keyla semakin menjadi dan Rendra semakin sabar menghadapi kerasnya
tangisan Keyla.
Malam itu berlalu.
Sekarang Rendra sedang di perjalanan menuju Bandung untuk pulang sekaligus
bertemu dengan ayahnya. Selama perjalanan, Rendra mempersiapkan kata-kata untuk
berbicara kepada ayahnya.
Setelah sampai di
rumahnya, Rendra langsung istirahat dan kembali memikirkan apa yang harus dia
lakukan besok pagi. Dengan semangat dari Keyla dan nasihat dari Rasya, akhirnya
Rendra berani untuk berbicara kepada ayahnya besok pagi.
"Selamat pagi, Rendra" sapa
Ibunya Rendra.
"Pagi, Bu. Pagi, Yah."
Jawab Rendra sambil berjalan ke arah meja makan.
"Oh iya, Yah, nanti ada yang mau
aku bicarakan sama ayah. Tapi nanti aja, Yah, habis makan." Tambah Rendra.
Setelah mereka makan
"Tadi mau bicara apa,
Ndra?" Tanya ayah
"Lusa aku mau ajak pacar aku
kesini ya, Yah?" Tanya Rendra dengan tegas
"Pacar? Ayah kan sudah bilang,
kamu harus pacaran sama Intan. Anaknya rekan bisnis ayah. Ayah ga akan terima
pacar kamu untuk datang ke rumah." Jawab ayah dengan nada marah.
"Tapi ayah harus liat dulu pacar
aku. Dia baik, manis, menarik, dan dia tau cara membuat aku bahagia, Yah."
"Tau apa dia tentang kebahagiaan
kamu? Intan juga cantik, dewasa, pintar, dia jago masak, dan dia pasti lebih
baik dari wanita itu."
"Apa dulu ayah sama ibu pernah
merasakan perjodohan? Apa yang ayah lakukan kalau pada saat ayah sudah
mencintai ibu, tapi kakek melarang karena kakek sudah menyiapkan calon yang
sama sekali ayah tidak kenal. Apa ayah akan ikut kata kakek dan meninggalkan
ibu? Maaf ayah, Rendra sama sekali tidak bermaksud untuk melawan ayah. Rendra
hanya ingin mempertahankan apa yang menurut Rendra baik untuk Rendra. Cinta
tidak bisa dipaksa, Yah. Cinta yang murni itu tumbuh dengan sendirinya. Seperti
yang aku rasakan saat dekat dengan Keyla, pacar aku."
"Cukup Rendra! Cukup! Ayah tetap
setuju kamu sama Intan, bukan Keyla pacar kamu itu! Ayah akan mengundang
keluarga Intan untuk makan malam dan menginap dirumah kita besok. Jadi, jangan
pernah ajak pacar kamu ke rumah saat Intan disini."
Rendra terdiam, menarik
nafas panjang lalu meninggalkan meja makan. Dia masuk ke kamarnya dan segera
menghubungi Keyla untuk datang ke Bandung hari ini juga. Sebelum Intan datang.
"Kamu kesini ya, sayang? Semua
bisa berubah klo kamu dateng sebelum cewe itu ke rumah aku. Aku yang akan
tanggung jawab semuanya. Aku akan melindungi kamu, sayang." Kata Rendra di
telepon.
Mendengar kabar itu,
Keyla segera menyiapkan barang bawaannya dan segera bergegas ke Bandung. Tanpa
pikir panjang, dia meminjam motor kakaknya untuk menghemat waktu perjalanan.
Dengan pikiran yang kacau balau, Keyla membawa motornya dengan tidak karuan.
Beberapa kali dia hampir menabrak pembatas jalan. Kekacauan hatinya sedikit
berkurang saat dia memasuki kota Bandung. Pelan-pelan dia mengeluarkan
handphonenya untuk memberikan Rendra kabar. Nasib berkata lain, saat panggilan
itu baru saja tersambung, ada bus dari arah kiri menabrak Keyla. Rendra yang
mendengar suara hantaman benda keras diiringi teriakan Keyla langsung panik dan
berusaha menghubungi Keyla lagi. Hp Keyla sudah tidak aktif. Rendra segera
keluar rumah dan mengendarai mobil ke arah Jakarta untuk mencari Keyla. Lima
menit Rendra mencari Keyla, tiba-tiba ada yang menghubungi Rendra. Ternyata
dari pihak Rumah Sakit di kawasan Bandung. Mereka mengabarkan bahwa Keyla
sedang kritis di ruang ICU. Rendra segera memutar arah ke rumah sakit tersebut
dan menghubungi Rasya yang kebetulan lagi ada di Bandung juga.
Keadaan semakin kacau.
Besok Intan dan keluarganya datang ke rumah, dan sekarang Keyla kritis di ICU.
Rendra hanya bisa diam dan sesekali meneteskan air matanya. Rasya datang dan
sedikit memberikan Rendra ketenangan. Rasya menyuruh Rendra untuk pulang dan
menjelaskan semua ke ayahnya dan Rasya tetap di rumah sakit untuk menemani
Keyla. Rendra menuruti kata-kata Rasya. Dia pulang ke rumah.
"Dari mana kamu, Ndra?"
Tanya ayah
"Rumah sakit, Yah." Jawab
Rendra lemas
"Siapa yang sakit?" Sambung
Ibunya Rendra
"Keyla kecelakaan, dia kritis di
ICU" kata Rendra sambil meneteskan air matanya
"Keyla pacar kamu?" Tanya
ibu kaget
"Iya, Bu. Aku berniat mengajak
Keyla ke rumah sebelum Intan datang, karena dia takut terlambat, dia naik
motor, Bu. Dia ditabrak bus. Ini semua salah Rendra, Bu. Rendra yang memaksakan
Keyla datang. Rendra cuma mau buktiin klo Rendra serius sama Keyla. Tapi..."
Rendra tidak sanggup melanjutkan ceritanya.
"Gimana keadan Keyla sekarang?
Orangtuanya sudah tau?" Tanya ayahnya Rendra
"Kritis, Yah. Dia belum sadar.
Orangtuanya belum tau. Mungkin nanti aku sama Rasya yang akan bicara ke
orangtuanya."
"Yasudah, kamu temani Keyla dulu
sampai dia sadar. Makan malam bareng keluarga Intan ayah pending sampai kondis
Keyla membaik" kata ayah dengan nada sedikit lembut
"Rendra janji yah, Rendra akan
temani Keyla sampai selamanya. Bukan hanya saat dia sakit ini aja. Ini salah
satu bukti klo kita benar-benar serius, Yah"
Rendra segera ke rumah sakit tersebut
lagi. Ternyata Keyla masih tidak sadar. Rendra duduk di samping kasur Keyla
sambil menggenggam tangan Keyla dan membisikkan semangat untuk pacarnya itu.
"Kamu kuat Key, kamu kuat.
Perjuangan kita tinggal dikit lagi, Keyla. Ayah sudah mulai mengizinkan aku
untuk menjaga kamu. Ayo Key, sadar. Ada aku dan Rasya disini yang ga sabar
untuk cerita banyak Key sama kamu. Keyla, demi cinta kita Key. Aku mohon,
bangun Key. Ayah sama Ibu sudah menunggu kita dirumah aku Key. Keyla, I love
you so much, and always like that, Key."
Rendra terdiam sambil mengecup tangan
Keyla yang masih juga belum sadar. Rendra dan Rasya tidak berhenti berdoa untuk
Keyla.
Hari sudah mulai sore, tapi Keyla belum
sadar juga. Rendra terus menerus memperhatikan wajah Keyla yang masih dengan
kondisi kritis itu.
"Kamu manis, Key. Kamu anugrah
terindah yang Tuhan kasih buat aku." Bisik Rendra sambil mengecup kening
Keyla.
Entah keajaiban apa yang datang,
Keyla sadar. Dia memanggil nama Rendra dan Rasya. Rendra langsung memanggil
suster untuk mengecek keadaan Keyla.
"Subhanallah, dia sudah melewati
masa kritisnya. Kondisinya sudah stabil." Kata dokter dengan wajah
bahagia.
Rendra dan Rasya tidak
bisa berkata-kata lagi. Mereka hanya bisa tersenyum bahagia bahkan sampai sujud
syukur.
Tuhan dan cinta yang kali
ini memberikan keajaiban dan kekuatan untuk Keyla. Doa dan semangat yang tidak
terputus dari dua orang yang sangat dicintai Keyla membuat Keyla tetap bertahan
dan memilih untuk hidup. Keyla memang bukan wanita yang lemah, bukan wanita
yang mudah menyerah. Walaupun dia sering mengeluh tentang masalah percintaan,
dalam hati Keyla selalu berkata, "semangat Key, baru gini doang. Bisa
bisa!" Itu yang membuat Keyla semangat.
Masalah perjodohan ini
menurut Keyla adalah masalah yang membuat dia sangat kacau. Mungkin lebih sakit
dari perselingkuhan. Keyla menyadari dia tidak seperti apa yang orangtuanya
Rendra inginkan. Keyla bukan wanita yang memiliki kelebihan khusus. Sedangkan
ayahnya Rendra adalah seorang yang keras. Kalau dia berkata A, ya harus A.
Keyla memang belum bisa menerima kenyataan pait itu. Dia masih berharap suatu
hari, disaat dia bangun, ternyata semua mimpi. Tapi tidak mungkin. Ini kejadian
nyata. Yang ada diotaknya sekarang hanya rasa takut, takut harus menjalani
dengan orang yang salah.
"Keyla, makan dulu yuk
sayang" kata Rasya sambil mengarahkan sesuap nasi ke arah mulut Keyla.
"Rendra mana, Sya? Lagi sama
intan ya?" Tanya Keyla lemas.
"Engga, Key. Dia lagi ke
Jakarta. Bilang sama si Bunda keadaan kamu. Sekalian ambilin baju-baju
kamu."
"Bunda udah tau? Terus dia
gapapa kan?"
"Plis deh Key. Yang ada Bunda
yang nanyu kaya gitu. Rendra bilang kondisi lo udah stabil kok. Tinggal butuh
istirahat aja. Jadi Bunda ga terlalu khawatir."
"Oh, syukurlah." Jawab
Keyla sedikit tenang sambil melanjutkan makannya.
"Keyla cantik" sapa Rendra
dari arah pintu sambil membawa setangkai mawar merah. "Ini buat peri
cantikku. Biar cepet sembuh dan bisa ketawa bareng lagi."
"Aduh Rendra, jadi terharu deh
aku hehe makasih ya Ndra. Kamu dari Jakarta nih? Bunda gimana? Mmmm Intan jadi
dateng?"
"Bunda bilang, titip pesen aja.
Dia belom bisa kesini Key. Katanya kamu istirahat aja. Gak usah mikirin keadaan
di Jakarta. Semua baik-baik aja kok. Masalah Intan, dia ga jadi dateng sayang.
Makanya kamu senbuh. Biar cepetan ke rumah aku." Jawab Rendra meyakinkan
Keyla. Keyla hanya membalas dengan sebuah senyuman. Keyla tau, masalah ini
belum selesai.
Hari sudah malam, Rendra kembali ke
rumah untuk ganti pakaian dan bertemu orangtua.
"Gimana Ndra keadaan
Keyla?" Tanya ibunya Rendra
"Alhamdulillah, Bu, kondisinya
udah stabil. Dia udah sadar."
"Yang kuat ya, Ndra. Ibu tau
perasaan kamu sekarang. Perjuangan kamu dan Keyla pasti membuat ayah kamu
luluh. Percaya sama ibu."
"Semoga ya bu. Rendra ga
berharap banyak, bu. Rendra cuma mau Keyla cepet sembuh, bu. Ini semua karena
Rendra. Rendra yang maksa dia buat ke Bandung. Yaudah, Bu, Rendra ke kamar dulu
ya." Rendra langsung berjalan ke arah kamarnya. Rendra masih terlihat
sangan sedih dan tidak bersemangat. Kali ini Rendra tidak memikirkan perjidihan
itu lagi. Dia cuma khawatir akan kondisi Keyla.
Dua minggu sudah Keyla di
rawat di rumah sakit. Kondisinya jauh lebih membaik. Dia sudah bisa berdiri dan
berjalan walau masih tertatih-tatih. Keyla tetap optimis untuk bisa pulih
kembali. Sedangkan Rendra, dia tidak berhenti untuk meyakinkan ayahnya kalau
Keyla adalah yang terbaik. Sempat sesekali ayah terlihat sedikit luluh, tapi
tetap belum mengizinkan. Setiap hari Rendra mencaritakan kondisi Keyla ke
orangtuanya. Menceritakan semua kebaikan Keyla selama mereka berpacaran.
"Kalau Keyla sudah boleh pulang,
ajak dia kesini. Biar dia istirahat disini dulu" kata ayah dengan nada
datar.
"Beneran, Yah? Makasih ayah. Aku
tau ayah belum setuju, tapi aku tau ayah sudah mulai menghawatirkan
Keyla." Rendra kaget dengan kalimat yang ayah ucapkan. Wajahnya berubah
menjadi sangat bahagia. Kebahagiaan yang sudah ditunggu dari dua minggu yang
lalu.
Keyla sudah diizinkan
keluar dari rumah sakit. Kondisinya sudah membaik hanya saja sekarang dia harus
berjalan dibantu dengan kursi roda. Dia belum mampu berjalan dengan baik karena
keretakan di bagian tulang kakinya. Keyla kaget saat mengetahui dia dibawa ke
rumah Rendra.
"Kenapa kesini, Ndra? Aku takut.
Aku belum siap." Tanya Keyla sedikit panik.
"Ayah yang nyuruh kamu istirahat
disini." Jawab Rendra sambil senyum.
Keyla disambut baik oleh
keluarga Rendra. Ketakutan Keyla berubah menjadi sebuah kebahagiaan. Keyla di
persilakan untuk istirahat di kamar yang sudah disiapkan. Ibunya Rendra
bersikap sangat lembut seperti memperlakukan anaknya sendiri. Ayahnya, walaupun
tidak bersikap lembut, tapi dia menunjukkan perhatiannya. Seminggu keyla
tinggal di rumah Rendra sampai kondisinya benar-benar pulih. Dia sudah bisa
berjalan dengan baik. Dia sudah bisa tertawa lagi.
"Rendra, Keyla, ada yang ingin
ayah bicarakan." Kata ayah cukup membuat Keyla terkejut.
Keyla dan Rendra jalan mendekati
ayah.
"Masalah Intan" kata ayah.
Keyla langsung menundukkan kepala dan terlihat sedih, sesuatu yang buruk akan
terjadi, pikirnya.
"Ndra, kemaren ayah abis ketemu
orangtua Intan. Ayah udah ceritain semua. Kamu benar-benar sayang Keyla kan,
Ndra? Keyla juga sayang sama Rendra?" Lanjut ayah
"Iya, Om. Keyla sayang sama
Rendra dan Keyla juga yakin Rendra sayang sama Keyla. Iya kan, Ndra?"
Tanya Keyla. Rendra hanya mengangguk.
"Intan memutuskan untuk
melanjutkan kuliahnya di Belanda. Ayah tau kok long distance itu gak enak dan
ga mudah. Jadi, ayah batalkan rencana buat menjodohkan kalian. Ayah juga tau
kok, cinta kalian itu kuat. Sekeras apapun ayah misahin kalian, hasilnya akan
membuat keadaan semakin buruk. Maafin ayah ya Rendra, Keyla"
Rendra dan Keyla
benar-benar kehabisan kata-kata. Mereka hanya tersenyum bahagia dan
berterimakasih kepada ayahnya.
Esok harinya, Rendra
mengantarkan Keyla kembali ke Jakarta dengan membawa kebahagiaan yang tiada
tara.
"Cinta adalah pengorbanan. Dengan
pengorbanan, cinta bisa membuat seseorang yang sangat keras menjadi luluh.
Cinta akan berakhir bahagia. Tapi bahagia di waktu yang tepat" kata Keyla
dalam hati.